Jumat, 14 Mei 2010

Tanah Perkotaan: Geliat Ekonomi Kota di Tengah Riak Politik Ibukota

Ekonomi kota dan tanah perkotaan. Untuk menggambarkan dinamika ekonomi kota, geliat pasar properti dan pengembangan tanah perkotaan, dapat dilihat kinerja bisnis properti di perkotaan. Contohnya ialah keberhasilan ekspansi X-land (bukan nama sebenarnya).

Seperti diberitakan Harian ibukota (14-5-2010), pada triwulan 1 tahun 2010 X-land meraih laba Rp 85.09 miliar, melonjak 28 kali dibanding periode yang sama tahun 2009.

Lonjakan laba disukung peningkatan penjualan. Berarti pasar pada periode ini juga sedang bagus.

Nilai pendapatan bersih yang mencapai Rp 277,88 miliar, naik tiga kali lipat dibanding tahun 2009. Stuktur pendapatan ini ditopang terutama oleh sektor perumahan (89 persen); jasa sewa, pemeliharaan dan daya (6,5 persen), sarana oleh raga (3,2 persen).

Secara eksternal kondisi makro-ekonomi dan iklim investasi yang cukup kondusif. Tampaknya riak-riak situasi politik ibukota juga tidak berpengaruh bagi ekonomi kota khusunya sektor properti.

Bagi perusahaan proderti atau developer yang tepat dalam berstrategi dalam situasi ini dan kinerja perusahaannya bisa berhasil melakukan right issue dan berhasil menghimpun modal sebesar Rp 2,07 triliun. Sehingga nilai aset perseroan ini naik menjadi Rp 4,02 triliun.

Setelah right issue tersebut jumlah cadangan lahan perseroan bertambah dengan 1600 ha. Total landbank yang dimilikinya jadi 2400 ha, tersebar di kawasan strategis seperti TB Simatupang, Kota Baru Tangerang dan Banten.

Kesimpulan, terlepas dari riak-riak politik ibukota ternyata tak banyak pengaruhnya bagi kinerja bisnis properti, khususnya perumahan. Ini bisa difahami mengingat kebutuhan akan perumahan masih besar, dan arus penduduk ke wilayah Jabodetabek juga masih besar. Ekonomi kota menggeliat terus diikuti dengan kebutuhan sarana perumahan yang mendorong permintaan akan tanah perkotaan. Permasalahannya, bagaimana pembangunan prasarana: jalan, listrik, air bersih, drainase, flood control untuk mrngimbanginya. (Risfan Munir)

Tidak ada komentar: