RE Marketing
Kembali ke formula:
Demand*Uang = Lahan + Konstruksi + Plan + Mgt, atau
(D*U = L+K+P+M).
Jika skenario dimulai dari adanya suatu bentang "lahan" atau site. Maka dari situ bisa dimulai Analisis Pasar.
Analisis pasar bisa diartikan, "An analysis of the effective demand at prevailing prices for a specified quantity and quality of space services of a particular land use type and location."
Untuk site spesifik, analisis bisa dimulai dengan pertanyaan: Apa peruntukan site yang paling sesuai? Apa produk yang akan disajikan? Berapa harga yang akan ditawarkan? Berapa cepat produk itu akan terserap?
Sekali lagi, ini menyangkut "highest n best use" terkait dengan karateristik Lahan tsb, termasuk lokasinya.
Lalu dianalisis targeting, kelompok segmen mana yang jadi target. Kalau housing, kelas ekonomi dengan skala pendapatan berapa? Dengan asumsi 1/3 gaji bulanannya bisa untuk nyicil KPR, misalnya. Survei sekitar, adakah kegiatan ekonomi yang karyawannya bisa jadi target pasar. Sehingga komposisi luas rumah/kapling, desain pun bisa disesuaikan.
Aspek lain yang perlu dianalisis adalah kondisi pesaing. Ini akan menentukan pilihan calon pembeli, sehingga mempengaruhi desain dan penetapan harga dan fasilitas yang diberikan.
Sehingga analisis pasar ini tidak hanya menganalisis Demand, tapi juga Supply dari para pesaing. Apa yang ditawarkan pesaing, harga yang mereka pasang.
Seberapa cepat produk akan terserap? Ini adalah tantangannya. Dari sini pula strategi promosi dirancang untuk menarik minat prospek.
Di atas adalah analisis bebasis site. Sedangkan analisis yang lebih makro untuk pengembangan new town, kawasan industri, dst., tentu memerlukan kajian wilayah.
Sudah biasa pula dalam bidang properti (real estate) menggunakan alat analisis semacam: economic base, LQ, shift-share, ataupun Input/Output. Di samping juga segmenting, targeting dan positioning di atas.
Kesimpulan: (a) analisis dalam bidang properti ini adalah seperti "sisi lain dari coin" yang biasa dilakukan planning, (b) begitulah proses berfikir yang melatar belakangi terbentuknya site demi site dalam kota, menjadi mozaik kota yang kontemporer. (copyright by Risfan Munir)
Systems Thinking - Pola-1: LIMITS to GROWTH, Perubahan pada Wilayah/Kota
2 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar